Rehabilitasi Karang Berbasis Masyarakat
Saat ini LINI sedang bekerja sama dengan masyarakat di Desa Yeh Biu, Patas Kecamatan Buleleng, Bali untuk merehabilitasi terumbu karang di desa mereka dengan cara menempatkan terumbu buatan di lokasi-lokasi yang karangnya sudah rusak. Dan untuk meningkatkan penutupan karang , karang hasil transplantasi kemudian dilekatkan ke substrat buatan sepanjang kira-kira 1-2 meter.
Salah satu bentuk rehabilitasi yang lain adalah memasang sebuah “Hexadome” di dasar perairan. Hexadome ini adalah sebuah struktur menyerupai kubah enam sisi yang dikembangkan oleh Organisasi Penyelam Iilmiah dari Association Diving School (ADS International) yang saat ini sedang diujicobakan di beberapa tempat di Bali.
Pada kubah ini terdapat permukaan yang cukup luas yang memungkinkan karang dan organisme lainnya untuk melekat dan bertumbuh. Susunan kubah-kubah ini juga akan membentuk pemandangan tiga dimensi di dasar perairan dan menjadi tempat perlindungan sejumlah besar ikan. Kubah hexadome ini akan bertahan selama bertahun-tahun dan mendukung terumbu karang alami untuk bisa kembali membaik kondisinya.
Setelah sekian lama melihat kehancuran yang terjadi pada terumbu karang di wilayahnya, kelompok nelayan di desa ini akhirnya menyadari pentingnya melakukan rehabilitasi terumbu karang. Beberapa manfaat yang akan diperoleh antara lain adalah terlindungnya pantai dari hantaman ombak atau badai, serta persediaan sumber makanan atau ikan hias, sehingga para nelayan tidak perlu pergi jauh untuk dalam menangkap ikan. Kubah-kubah yang terpasang di bawah air tersebut juga akan membuka kesempatan mendatangkan turis, yaitu dalam kegiatan snorkeling.
Sadar bahwa sumberdaya tempat menggantungkan hidup sebenarnya sudah mulai menurun sejak 20 tahun lalu, para nelayan diawal tahun ini (2008) meminta LINI untuk memberikan pelatihan tentang cara penangkapan ikan hias yang ramah lingkungan sekaligus membantu melindungi terumbu karang. Dan adalah misi dari LINI untuk membantu masyarakat yang benar-benar ingin merubah perilaku dan cara tangkap mereka. Para ilmiawan LINI dan nelayan Yeh Biu selanjutnya akan melakukan monitoring dan dengan cermat mencatat perkembangan pertumbuhan karang dan peningkatan jumlah ikan selama program ini berjalan. Lebih jauh, diharapkan para nelayan tetap dapat mencari ikan untuk menghidupi keluarganya, bedanya adalah sekaligus melakukan pengelolaan dan perlindungan terumbu karang di desa mereka.
LINI berencana untuk melakukan restorasi karang dan memasang terumbu buatan di 7 lokasi yang ada di Bali dalam 5 tahun mendatang. Bila hal ini berjalan lancar, maka totalnya akan terpasang setidaknya 100 unit terumbu buatan di masing-masing lokasi.
Biaya satu buah terumbu buatan berukuran satu meter adalah Rp 60.000 ( USD 5) dan ongkos untuk menempatkannya di laut (tenaga, perahu dan bahan bakar) adalah sekitar Rp 600.000,- per hari (USD 55). Dalam satu kali kegiatan pemasangan dapat ditempatkan 10 buah substrat buatan dengan biaya Rp 1.500.000,- (~USD 150). Masing-masing kubah hexadome berbiaya sekitar USD 200, termasuk ongkos pembuatan, pemasangan dan monitoring. Dengan demikian akan lebih efisien bila kubah-kubah ini dibuat dalam jumlah banyak.
0 komentar:
Posting Komentar